Apa yang ada dibenak kita saat akan membangun sebuah rumah , pastilah bahan bangunan. Pasir, semen, kayu, dan pasti yang tak ketinggalan adalah "Batu Bata". Dengan harga yang sangat murah, tidak sampai seribu rupiah per biji, namun fungsinya menjadi sangat vital utuk membuat dinding rumah berdiri kokoh.
Meski sudah banyak beredar barang yang menjadi subtitusi batu bata, namun barang ini masih saja menjadi pilihan utama bagi orang yang akan membangun rumah. Degan harga yang murah, apakah kita juga akan berfikir bahwa dengan harga murah pasti membuatnya juga gampang?? SALAH!!
Membuat batu bata membutuhkan proses yang lumayan rumit dan panjang. Kurang lebih bisa mencapai sepuluh hari sampai dengan batu bata itu siap pakai. Mari kita lihat beberapa kegiatan yang terjadi di Desa Rejosari Kecamatan Brangsong dan desa Ketapang Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal, tepatnya di bantaran Sungai Blorong, Kabupaten Kendal.
Saya berkesempatan berburu foto disana bersama teman-teman komunitas fotografi Kaliwungu Ruang Rana (KR2) yang di ketuai Mas Antok yang juga teman kuliah saya dulu di UNISSULA. Berikut beberapa hasil jepretan saya di lokasi pembuatan batu bata tersebut.
Dimulai dengan adegan "NGLULUH" yaitu proses mecampur tanah dengan "Grajen" (serbuk kayu bekas gergajian) atau dengan "gabah" (kulit dari padi)plus dedak (serabut gabah) . Proses ini bisa memakan waktu seharian. Dan kemudian hasil ngluluh baru bisa dipakai esok harinya.
Setelah ngluluh ini bahan baku yang terdini dari tanah liat, Grajen, Dedak/Gabah dibawa ke dataran yang luas yang sudah di lumuri grajen agar tidak nempel ke tanah saat dicetak
Tertata rapi menunggu kering dengan sinar matahari
Setelah setengah kering, Bata ditata dipinggir agar tempat tersebut bisa dipakai mencetak lagi
Setelah benar-benar kering baru di bawa ke rumah Brak untuk dilakukan proses pembakaran
Hampir sepanjang bantaran sungai Blorong dimanfaatkan untuk lahan pembuatan batu bata ini, mulai dari yang berkapasitas kecil sekitar 30.000 buah sampai yang 125.000 setiap sekali bakar. Daerah ini merupakan sentra pembuatan batu bata yang ada di kabupaten Kendal.
berikut beberapa sisi lain dari lokasi pembuatan batu bata di bantaran Kali Blorong.
Semoga tulisan ini menambah wawasan kita tentang bagaimana proses membuat batu bata, yang ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Dari sini saya belajar, bahwa sesulit apapun, apabila kita mau belajar dan berusaha Tuhan akan memberikan jalan untuk kesuksesan.
Terimakasih , sampai ketemu lagi tahun depan
Selamat Tahun Baru 2015 Semoga kesehatan, Kesuksesan selalu bersama kita semua..Amin........
Seorang petani menggunakan cangkul untuk Ngluluh, Tanah Ladu, Grajen dan Dedak/ Gabah
Setelah ngluluh ini bahan baku yang terdini dari tanah liat, Grajen, Dedak/Gabah dibawa ke dataran yang luas yang sudah di lumuri grajen agar tidak nempel ke tanah saat dicetak
Dengan siapnya lahan untuk mencetak sekaligus mengeringkan proses pencetakan dimulai......
Mencetak Batu bata
Tertata rapi menunggu kering dengan sinar matahari
Setelah setengah kering, Bata ditata dipinggir agar tempat tersebut bisa dipakai mencetak lagi
Setelah benar-benar kering baru di bawa ke rumah Brak untuk dilakukan proses pembakaran
Pembakaran inilah proses terakhir dari pembuatan Batu Bata, dengan menunggu selama 2-5 hari pembakaran, disesuaikan dengan jumlah bata yang dibakar.
Untuk diketahui bersama harga dipasaran batu bata sekitar Rp.600,- s/d Rp.1000,- rupiah per biji dan harus melalui proses berhari-hari sampai bisa mencapai harga tersebut. Para pencetak batu bata memperoleh upah sebanyak Rp.120.000,- untuk per seribu bata yang siap cetak. Sehingga apabila musim hujan bata yang baru dicetak harus ditutup oleh plastik. Karena yang akan dibayar oleh juragan Bata adalah bata yang sudah masuk rumah Brak yang akan dibakar.
Hampir sepanjang bantaran sungai Blorong dimanfaatkan untuk lahan pembuatan batu bata ini, mulai dari yang berkapasitas kecil sekitar 30.000 buah sampai yang 125.000 setiap sekali bakar. Daerah ini merupakan sentra pembuatan batu bata yang ada di kabupaten Kendal.
berikut beberapa sisi lain dari lokasi pembuatan batu bata di bantaran Kali Blorong.
Seorang bapak sedang istirahat setelah menata bata di Brak
Pengrajin bata melintas diantara Brak
Brak yang terbuat dari kayu dan jerami dserta daun pohon kelapa
Menuju mengambil bata di tempat cetak
Terimakasih Om Antok (Ketua KR2) yang sudah memotret saya. "Itu pas ngapain yaa??? hehehehehe
Foto bersama Punggawa Kaliwungu Ruang Rana Foto by Antok ketua KR2
Semoga tulisan ini menambah wawasan kita tentang bagaimana proses membuat batu bata, yang ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Dari sini saya belajar, bahwa sesulit apapun, apabila kita mau belajar dan berusaha Tuhan akan memberikan jalan untuk kesuksesan.
Terimakasih , sampai ketemu lagi tahun depan
Selamat Tahun Baru 2015 Semoga kesehatan, Kesuksesan selalu bersama kita semua..Amin........